PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DARI KOTORAN TERNAK

Sendang (20/7) - Kompos merupakan produk yang dihasilkan dari kotoran ternak dan umumnya adalah berasal dari kotoran ternak sapi. Masyarakat di desa Sepanjang yang memiliki ternak sapi pada umumnya sudah membuat kompos sendiri, namun metode yang dipakai masih sangat sederhana. Sederhana dalam hal ini yaitu kompos dibuat hanya dari kotoran ternak yang dicampur dengan rumput sisa pakan ternak lalu ditumpuk selama 2 - 3 bulan. Sayangnya, kompos yang dihasilkan dengan metode seperti itu memiliki tekstur yang kasar, rumput sisa pakan tidak terurai menjadi tanah, menggumpal, dan masih berbau kotoran sapi.

Contoh kompos tidak baik yang biasa dibuat oleh warga

Kondisi ini membuat tim KKN PPM UGM Unit JTG 11 melakukan pembuatan kompos yang baik dan dapat dipanen hanya dalam jangka waktu 1 bulan serta teksturnya remah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos ini dibuat berasal dari bahan-bahan yang sederhana dan mudah didapat seperti kotoran ternak (80%), abu (3%), kapur (5%), air gula (molasses) secukupnya, jerami kering (7%), dan bakteri starter (EM4) secukupnya. Untuk barteri starter, jika tidak ada EM4 dapat diganti dengan air cucian beras atau juga air perasan nenas.

Kegiatan pembuatan kompos salah satunya dilakukan di dusun Sendang. Diawali dengan mengajak masyarakat sekitar untuk membantu dalam pembuatan kompos, lalu menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Masyarakat yang ikut serta dalam pembuatan kompos ini sekitar 15 orang. Pembuatan kompos dilakukan dengan cara mencampurkan bahan-bahan sesuai dengan proporsinya lalu diaduk-aduk kemudian ditutup dengan plastik. Setiap seminggu sekali kompos diaduk-aduk lalu ditutup kembali. Pengadukan atau pembalikan kompos dilakukan sebanyak 3 kali lalu pada minggu ke 4 dilakukan pemanenan. Kompos yang telah jadi kemudian dibagikan kepada masyarakat untuk digunakan di sawah atau ladang mereka masing-masing.

Kompos dari kotoran ternak yang dibuat oleh tim KKN bersama dengan warga
Proses pembuatan kompos dari kotoran ternak bersama dengan warga
 Berdasarkan hasil pemanenan kompos, kompos yang terbentuk sudah baik karena memiliki tekstur yang remah, tidak berbau dan seperti tanah. Program pembuatan kompos di dusun Sendang terbilang sukses karena respon dari masyarakat sangat baik. Masyarakat antusias dengan kompos yang dipanen dan ingin menerapkan sendiri kedepannya. (manihar – edited by foar)

Categories: , Share

Leave a Reply

Bagaimana menurut Anda?